Tarian Jawa Tengah
- Bedhaya Ketawang
Bedhaya Ketawang adalah
juga salah satu tarian tradisional yang datang dari SOLO dan Jogja (
Pulau Jawa bagian Tengah). Kita sering lihat tarian ini dalam beberapa
aktivitas seperti suatu upacara penobatan raja, festival atau
pertunjukan. Bedhaya Ketawang dimainkan oleh 9 penari. Masing-Masing
penari mempunyai tugas dan nama khusus. Nama mereka adalah Batak (
penari pertama), Endhel Ajeg, Endhel Weton, Apit Ngarep, Apit Mburi,
Apit Meneg, Gulu, Dhada, dan Boncit.
Tarian ini pada umumnya
ditemani oleh Musik Jawa Orkes yang disebut Gamelan. Gamelan ini
dinamai Gamelan Kyai Kaduk Manis yang terdiri dari dari banyak
instrumen musik seperti kendhang Ageng ( kendhang besar), Kendhang
Ketipung, Kenong, dan kethuk
- Tari Serimpi Dan
- Tari Merak
- Tari watang (pasukan tombak remaja perkasa),
- Tari jemparing putri (pasukan panah gadis-gadis ayu),
-
Tari jathilan (Jaran Kepang, pasukan berkuda yang sigap dan semangat)
masing-masing dengan kostum budaya Jawa yang adhi luhung.
- Seni
Barong Blora, merupakan salah satu kesenian rakyat yang sangat populer
di kalangan masyarakat Blora. Alur cerita bersumber dari hikayat panji.
Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti
spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran.
Kesenian barongan berbentuk tarian kelompok yang terdiri dari tokoh
Singo Barong, Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan
Berkuda, serta prajurit.
- Topeng Ireng kepanjangan dari Tata
Lempeng Irama Kenceng yang artinya baris lurus irama keras. Topeng
ireng hidup dan berkembang di lereng Gunung Merbabu dan Merapi.
Kesenian itu sering dipergunakan untuk acara hajatan. Sekelompok penari
dengan sepatu gemerincing dan kostum bak Indian Boyolali, topi bulu
ayam, kain berwarna-warni memainkan tarian dinamis yang mengundang
tepuk tangan penonton.
- Tari Aplang merupakan tarian tradisional
yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara. Dahulu Tari Aplang digunakan
untuk syiar Agama Islam. Aplang berasal dari kata ndaplang yang berarti
tangan digunakan seperti gerakan silat. Tarian ini ditarikan oleh
remaja putra-putri dengan diiringi rebana, bedug, kendang dan nyanyian
syair salawatan. Kostumnya model Islam Jawa yang indah dipandang mata.
Kembali ke Jatidiri Bangsa Kabupaten Banjarnegara.
- Singo Barong.
Kesenian ini merupakan kesenian tradisional asli rakyat Demak, yang
dilatar belakangi sejarah Demak. Hutan Glagah Wangi akan dijadikan
pemukiman, namun Sang Penunggu yang merupakan sosok gaib Singo Barong
Kembar tidak mau menerimanya. Dengan kesaktian “Cemeti Saptomowo”
siluman Singo Barong dapat ditaklukkan. Prajurit dengan kostum surjan
menaiki Kuda Kepang warna-warni yang indah.
- Tari Gondoriyo.
Perpaduan antara tari, teater dan gerak akrobatik. Ceritera diambil
dari babad panji yaitu kisah cinta Raden Panji Asmarabangun adri
Jenggala yang mempersunting Dewi Sekartaji dari Kediri. Untuk adapat
mempersunting putri tersebut Raden Panji harus dapat mempersembahkan
seekor singo barong yang dapat berbicara. Joko Lodro utusan Raden Panji
dapat menangkap Singa Lodro di hutan Lodaya.
- Tari Loro Blonyo.
Tari Loro Blonyo merupakan gambaran Dewi Sri dan saudaranya Dewa
Sadana. Dewi Sri adalah Dewi pelindung padi dan pemberi berkah serta
merupakan lambang kemakmuran. Dewa Sadana adalah Dewa sandang pangan.
Pada saat sekarang, kedua dewa dan dewi tersebut sudah sirna dari bumi
pertiwi dan menetap di Tirta Kedasar. Sepeninggal mereka keadaan bumi
pertiwi makin terpuruk. Bencana, malapetaka serta huru-hara terjadi di
mana-mana. Atas petunjuk Dewa Wisnu agar keadaan kembali aman tenteram
maka kedua dewa dewi tersebut harus dikembalikan. Hal tersebut tidak
mudah karena untuk mendapatkan mereka harus berhadapan dulu dengan
raksasa penunggu negara Tirta Kedasar. Semar akhirnya bisa membawa
kembali mereka dan bumi pertiwi kembali pulih. Untuk mensyukuri
keberhasilan tersebut dibunyikan kothekan lesung yang berirama magis.
Tepuk tangan buat Karanganyar.
- Ebleg adalah kesenian khas
Kabupaten Kebumen. Sepasukan pemuda memakai kostum warna-warni etnik
naik kuda kepang melawan 2 Ular Raksasa. Selamat bagi Kebumen yang
telah menampilkan kesenian daerahnya.
- Tarian Soreng Manggala
Mangsah Yuda. Sekelompok pasukan perang dipimpin seorang komandan yang
meniup terompet kerang bak perang Bharatayuda. Gadis-gadis cantik
pasukan Srikandi meramaikan suasana. Pakaian yang gemerlapan
menimbulkan suasana ceria.
- Tarian Jathilan. Tarian kera-kera
seperti di ramayana. Ada yang berkostum putih rombongan Hanuman.
Berkulit merah rombongan Hanggada. Dan Berbulu biru rombongan Anila.
Tidak ketinggalan raksasa-raksasa berambut panjang naik kuda kepang.
-
Tari Kretek. Tari Kretek diilhami akar kesejahteraan yang sampai kini
dirasakan di Kabupaten Kudus. Beberapa penari ayu memakai kain kebaya,
selendang bergaris hitam dengan topi lebar sedang membawa tampah tempat
tembakau. Tarian menggambarkan kegiatan membuat rokok
- Karya tari
yang merupakan kolaborasi Seni Grasak dan Kuntulan ini menceritakan
pentingnya kembali kepada alam. Persembahan gunungan berisi sayur dan
buah-buahan digotong 4 pemuda gagah. Serombongan petani dan perajurit
berkuda mengawalnya.
- Tari rebana,
- Tari Rebana Santri.
Putra-putri memakai kain batik khas pekalongan memainkan rebana. Sepatu
tali kulit dengan krincingan membuat suasana meriah sekali. Warna hijau
dan merah mendominasi disamping gemerlap keemasan
- Terjing Madroh.
Gabungan dari Terbang Genjring, Marawis dan Tari Hadroh memeriahkan
suasana. Gadis-gadis berpakaian ala Gypsy dengan bahan batik pekalongan
warna-warni memeriahkan suasana.
- Tarian Beksan Jurit Ampil
menggambarkan salah satu laskar putri Raden Mas Said yang bergelar
Pangeran Samber Nyawa. Jangan dianggap menakutkan, putri-putri penari
Jurit Ampil memakai kebaya putih lengan pendek membawa gendewa panah
dan cundrik dan menari penuh keanggunan. Mahkota janur menghiasi
rambutnya
- Tari Warak Dugder. Mengiringi Patung warak sekelompok
gadis berpakaian Encim putih biru melenggang lenggok dengan manisnya.
Asal kata Dug Der adalah suara bedug Dug Dug dan suara merian Dher.
Campuran budaya Islam, Jawa dan Cina melatar belakangi seni ini.
-
Tari Prajurit Bumi Rumekso merefleksikan masyarakat pada masa
prakemerdekaan. Pasukan putri bersenjatakan panah dan Pasukan pria
bersenjatakan toya mempertahankan bumi pertiwi. Gerak yang sederhana
namun tegas menjiwai tari ini.
- Tari Kuncaraning Batik Solo memukau
semua hadirin. Semua penari membawa bermacam-macam batik. Gerak tari
yang gemulai dan kompak sangat indah sekaligus mempromosikan nama motif
kain batik. Pada zaman dulu motif batik seperti sebuah yantra, alat
afirmasi bagi pemakainya.
- Tari Kuntulan adalah gerak pencak silat yang diwujudkan dalam tarian. Semangat penari membangkitkan gelora semangat penonton.
- Tari Topeng Ireng yang dinamis sangat indah dan membuat para penonton memberi tepuk tangan riuh rendah
sumber:http://www.wahana-budaya-indonesia.com